Pages

Jumat, 03 Juni 2011

Keindahan Karang Wakatobi


Destinasi kali ini akan mengusik jiwa petualang anda. Sebuah kawasan yang masih terbilang masih asli menawarkan perjalanan yang tak terlupakan. Adalah Kepulauan Tukang Besi, sebuah gugusan kepulauan yang terdiri dari empat pulau besar dengan luas sekitar 821 km2. Empat pulau besar tersebut adalah Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko yang oleh masyarakat setempat biasa diakronimkan sebagai 
WAKATOBI.



Sebagaimana namanya, Tukang Besi, kepulauan ini memang terkenal dengan pembuatan keris tradisional yang indah dan tetap diproduksi hingga sekarang. Gugusan kepulauan ini memiliki alam yang masih asli, tenang dengan air laut yang segar, gua-gua bawah laut yang saling berdekatan satu sama lain yang disuguhkan khusus untuk pecinta alam sejati. Bisa dikatakan bahwa wilayah ini merupakan kawasan wisata taman laut pertama di Indonesia.
Meski menyelam bisa dilakukan setiap saat, tetapi bulan April dan Desember adalah bulan yang paling baik untuk melakukan penyelaman karena cuacanya sangat bagus. Di samping menyelam dan snorkling di pantai juga disediakan khusus motor selam, tour snorkling dan penjelajahan di kepulauan. Sebuah kawasan kecil yang berlokasi di samping pulau Tomia seluas 8 km2, bernama Pulau Tolandona (Pulau Onernobaa)Kawasan wisata juga terdapat di Pulau Wangi-Wangi, Hoga, pulau di sebelah Kaledupa dan Binongko. Selain snorkling dan diving, aktivitas pariwisata lain yang bisa dinikmati adalah pemandangan pantai, menyusuri gua, fotografi, berjemur, dan camping.

Empat pulau besar di Wakatobi memiliki karakteristik khusus, yakni setiap pulau merupakan satu wilayah kecamatan, kecuali Pulau Wangi-Wangi yang terdiri dari dua kecamatan. Wangi-Wangi, pulau pertama yang dijumpai saat memasuki Kabupaten Wakatobi, menjadi pintu gerbang dan paling dekat dengan Pulau Buton. Di sini terdapat pelabuhan besar yang melayani kapal barang dan penumpang di Desa Wanci. Jika Pulau Wangi-Wangi menjadi pintu gerbang transportasi laut, maka Pulau Tomia menjadi pintu gerbang transportasi udara. 

Pastikan Wakatobi menjadi destinasi kunjungan anda selanjutnya. Berikan liburan yang sedikit berbeda kepada keluarga anda.  memiliki keunikan karena pulau ini dikelilingi taman laut yang indah. 

Setelah menempuh perjalanan 5-6 jam dengan kapal cepat dari Kendari, Bau-Bau menjadi tempat transit berikutnya ke Wakatobi. Perjalanan tidak dapat langsung karena jadwal penyeberangan Bau-Bau-Wanci, pintu gerbang Wakatobi terbatas. Lagi pula penyeberangan dengan kapal kayu sekitar satu hari akan sangat melelahkan. Jalur yang biasa dipakai dari Bau-Bau adalah perjalanan darat ke Lasalimu, kecamatan di sebelah tenggara Bau-Bau, sekitar 3 jam. Selanjutnya menyeberang ke Wakatobi. Itu pun jadwal penyeberangan sekali sehari, pukul 06.00. 
Ada dua macam suku di Kepulauan Tukang Besi, yaitu Tukang Besi utara dan selatan. Total penduduk kedua suku tersebut kini mencapai kisaran 250.000 orang, tersebar di empat pulau besar Wakatobi. Mata pencarian suku Tukang Besi adalah bertani. Makanan pokok mereka adalah ubi-ubian, yang biasa dibakar dan dimakan bersama ikan. Suku Tukang Besi selatan juga termasuk rumpun suku Buton. Ketergantungan hidup mereka terletak pada hasil laut yang menjadi santapan sehari-hari. 


Jika anda ingin berkunjung ke Wakatobi, pada bulan Juli-September ombak bisa setinggi gunung. Namun, bagi anda yang berjiwa petualang, ombak besar tidak menjadi halangan untuk mengunjungi gugusan kepulauan di antara Laut Banda dan Laut Flores ini. Tapi bila anda ingin lebih ‚aman’, bulan Oktober sampai awal Desember merupakan pilihan terbaik menikmati keindahan di Wakatobi. Begitulah beberapa pesan penduduk Wakatobi yang ditemui di Kota Bau-Bau.


Sebenarnya Wakatobi tidak hanya mengandalkan transportasi laut dari Bau-Bau atau Lasalimu. Sejak tahun 2001, transportasi udara bisa menjangkau wilayah kepulauan di timur Pulau Buton ini. Namun, ongkos perjalanan sangat mahal, selain itu transportasi udara hanya melayani jalur Denpasar-Wakatobi dengan jadwal tiap 11 hari.
Kepulauan Tukang Besi mempunyai 25 gugusan terumbu karang yang masih asli dengan spesies beraneka ragam bentuk. Terumbu karang menjadi habitat berbagai jenis ikan dan makhluk hidup laut lainnya seperti moluska, cacing laut, tumbuhan laut. Ikan hiu, lumba-lumba dan paus juga menjadi penghuni kawasan ini. Kesemuanya menciptakan taman laut yang indah dan masih alami. Taman laut yang dinilai terbaik di dunia ini sering dijadikan ajang diving dan snorkling bagi para penyelam dan wisatawan. Sejak tahun 1996, kawasan Wakatobi ditetapkan sebagai taman nasional. 

Kamis, 02 Juni 2011

Pantai Baron


Pantai Baron terletak di Kabupaten Gunung Kidul, untuk mencapainya terlebih dahulu kita ke kota Wonosari (Ibukota Kabupaten Gunung Kidul) yang terletak lebih kurang 40 kilometer dari kota Yogyakarta.

Prasarana jalan yang menuju ke kota Wonosari ini cukup baik, dengan melintasi jalan berkelok - kelok naik dan turun, berikut pemandangan yang indah. Transport umum Yogyakarta - Wonosari berupa bus dan micro - bus tersedia dalam jumlah yang cukup.


Jarak antara Wonosari dengan pantai Baron lebih kurang 20 kilometer, dengan kondisi jalan yang beraspal, melintasi bukit bukit kapur yang terkenal dengan sebutan pegunungan seribu. Pantai Baron merupakan teluk yang diapit oleh dinding bukit yang hijau, dipenuhi oleh pohon kelapa. Teluk ini juga merupakan muara dari aliran sungai dibawah batu karang, yang airnya cukup jernih.


Ombak pantai Baron agak besar, tetapi para pengunjung masih dapat berenang di pantai ini sampai batas yang diperkenan-kan, yang ditandai dengan rentangan kawat yang di-bentangkan di atas teluk itu. Baron juga merupakan pang-kalan para nelayan, yang sebagian dari mereka telah memperlengkapi perahu - perahunya dengan mesin motor, sehingga dapat menjangkau laut lebih luas.

Kalangan remaja dan pramuka sering melakukan kegiatan berkemah di tempat ini, disamping melakukan kegiatan lintas alam ke bukit - bukit yang mengelilingi teluk pantainya.

Pantai Kuta



Pantai Kuta Bali adalah tempat yang wajib dikunjungi karena keindahannya tersohor keseluruh dunia. Walaupun sekarang banyak yang lebih memilih pantai Dreamland, namun banyak yang bilang belum ke Bali namanya kalau belum ke pantai Kuta.

Kuta adalah nama sebuah kecamatan di kabupaten Badung Bali. Kuta menjadi favorit destinasi bagi wisatawan mancanegara maupun domestik, oleh karena itu pantai Kuta lebih dikenal dari pantai-pantai lainnya di Bali.

Ribuan wisatawan memadati pantai Kuta Setiap harinya khususnya di depan Hard rock hotel. Tempat ini menjadi tempat favorit untuk berfoto ria. Sehingga suasan di jalan pantai Kuta terkadang agak ramai oleh kendaraan dan wisatawan.

Jika anda berkunjung ke pantai ini ada baiknya dibawah jam lima sore untuk melihat tenggelamnya matahari di ufuk barat. Dengan gradasi warna yang begitu indah dan siluet matahari yang telah mengakhiri sinarnya.

Berjalan diantara deburan ombak dan menikmati hembusan angin pantai yang terkadang lumayan kencang bersama teman atau pasangan sambil sesekali bermain air. Jika anda ingin berenang, sangat disarankan untuk berenang di daerah aman yang telah ditentukan oleh petugas balawista.

Danau Kerinci


DANAU Kerinci memiliki luas 4.200 hektar dengan kedalaman 110 m dan terletak pada ketinggian 783 meter dpl. Danau ini menyimpan banyak jenis ikan. Ikan Semah merupakan jenis yang paling digemari dan merupakan ikan endemik. Danau Kerinci terletak pada dua Kecamatan yaitu Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Keliling Danau.

Terdapat beberapa lokasi yang menarik pada beberapa desa disekitar Danau Kerinci, yaitu Daerah Pesanggarahan dimana kita bisa melihat pemandangan Danau Kerinci dari atas, Tanjung Hatta adalah tempat Bung Hatta menikmati panorama Danau Kerinci dan menanam pohon disana, Desa Seleman terdapat Rumah Laheik yang merupakan rumah khas kerinci, dan di Desa Pulau Tengah terdapat Dolmen Batu Raja dan Masjid Keramat Pulau Tengah dan di sekitar danau Kerinci terdapat sejumlah batu berukir yang diduga peninggalan manusia megalit.
Pada tiap tahunnya, di Danau Kerinci diadakan Festval Danau Kerinci yang menampilkan berbagai macam atraksi seni masyarakat lokal.

Danau Kembar


Solok merupakan kabupaten yang kaya akan danau-danau indah. Tak kurang dari empat danau terdapat di sana, yaitu: Danau di Atas, Danau di Bawah, Danau Singkarak dan Danau Talang. Saya sungguh beruntung bisa mengunjungi beberapa di antaranya dan menikmati keasrian alamnya. 




Tujuan pertama saya  adalah Danau di Atas dan Danau di Bawah yang sering disebut juga sebagai Danau Kembar. Danau Kembar memang terdiri dari dua danau yang terpisah jarak sekitar 1 km. Meskipun dibilang kembar, keduanya sungguh berbeda baik dari luas, bentuk maupun ketinggiannya. Kita bisa melihat keduanya bersamaan bila sedang berada sangat tinggi, mungkin ketika sedang berada di atas helikopter.

Kami berangkat dari Kota Padang pada jam 10 pagi ketika cuaca masih cerah. Di Lubuk Aluih, kami mengambil jalan ke kanan untuk menuju arah Solok, kabupaten di mana kedua danau tersebut berada. Hutan pinus, perkebunan teh dan lembah berada di kiri kanan yang kami lewati dari kala itu. Hijau di mana-mana. 




Setelah sekitar 3 jam perjalanan, sampailah kami ke danau pertama, yaitu Danau di Atas. Untuk mengunjunginya,  kami harus membayar tiga ribu rupiah per orang kepada seorang pemuda. Ketika kami meminta tiket masuk, pemuda tersebut hanya berkata, "Danau ini sekarang diurus sama pemuda sini". Ini berarti kami tidak mendapat tiket. 

Danau di Atas adalah danau yang lebih besar dibanding satunya. Terdapat sebuah dramaga kayu kecil di sana. Sejumlah anak kecil tampak sedang bermain dan membantu bapak-bapak yang mencuci dan menjemur pakaian di sana. Tidak ada pengunjung lain selain grup kami kala itu. Sayang sekali, padahal tempat ini menyajikan pemandangan danau yang alami dengan air yang bening. Pohon-pohon pinus yang tumbuh di tepian membuatnya seakan dijaga pagar alami.

Cuaca mendung membuat kami tak bisa berlama-lama di sana. Kami beranjak menuju tujuan kedua, yaitu Danau di Bawah yang berjarak kira-kira 1 km di tempat yang terletak lebih tinggi. Uni Miya, pendamping kami, bercerita bahwa danau tersebut dinamakan Danau di Bawah karena, ketika melihatnya, danau tersebut terletak di bawah kita. 
Maksudnya, kita harus berjalan ke tempat yang lebih tinggi untuk melihat danau tersebut.
Setibanya di depan pintu masuk, seorang pemuda langsung mematok bea sebesar Rp.20.000,- untuk mobil kami yang berisi empat orang. Sempat ada tawar menawar, namun dia bersikukuh dengan permintaannya. 



Perjalanan panjang dan mendaki kami itu terbayar dengan pemandangan Danau di Bawah yang memang indah. Kontur Alahan Panjang yang berbukit-bukit, membuatnya seperti mangkok hijau raksasa. Terdapat sejumlah kebun sayur dan pesawahan di sekelilingnya. Tanah dan iklimnya yang sejuk membuatnya jadi tempat yang sesuai untuk berbagai bunga dan buah-buahan. 

Ya, Danau di Atas dan Danau di Bawah memang menyajikan pemandangan alam yang masih cantik dan apa adanya. Namun jangan berharap bisa menemui fasilitas wisata yang mewah di sini. Ketiadaan tiket masuk, bangunan cottage dan restoran yang tampak seperti rumah hantu, dan sampah yang tersebar di beberapa sudut cukup menjelaskan seperti apa pengelolaan wisata danau ini. 

Tertarik dengan wisata danau dan perbukitan? Saya yakin anda pun akan menyukai keindahan Danau Kembar ini. Cantiknya alam meninggalkan kesan yang menyenangkan. Seperti perasaan yang kami dapatkan dari sana. 

Lembah Harau


Lembah Harau yang terletak di propinsi Sumatera Barat ini merupakan jurang yang besar dengan diameter mencapai 400 m. Berjalan menuju Lembah Harau amat menyenangkan. Dengan udara yang masih segar, Anda bisa melihat keindahan alam sekitarnya. Tebing-tebing granit yang menjulang tinggi dengan bentuknya yang unik mengelilingi lembah. Tebing-tebing granit yang terjal ini mempunyai ketinggian 80 m hingga 300 m. Pokoknya, Dari mulai saat memasuki Lembah Harau ini kita akan menemukan banyak keindahan yang memukauu sepanjang jalan . Sangatlah cocok kalau sebagian pemanjat yang telah mengunjungi tempat ini memberi julukan Yosemite nya Indonesia. Tempat ini sudah lama menarik perhatian orang. Sebuah monumen peninggalan Belanda yang terletak di kaki air terjun Sarasah Bunta merupakan bukti bahwa Lembah Harau sudah sering dikunjungi orang sejak 1926.




Pada monumen itu tertera tanda tangan Asisten Residen Belanda di Lima Puluh Koto saat itu, F. Rinner, dan dua pejabat Indonesia,Tuanku Laras Datuk Kuning nan Hitam dan Datuk Kodoh nan Hitam. Keindahan masih bertebaran di dataran tingginya. Di sana Anda akan menemukan cagar alam dan suaka margasatwa Lembah Harau seluas 270,5 hektar. Tempat ini ditetapkan sebagai cagar alam sejak 10 Januari 1993. Di cagar alam dan suaka margasatwa Lembah Harauter terdapat berbagai spesies tanaman hutan hujan tropis dataran tinggi yang dilindungi, plus sejumlah binatang langka asli Sumatera. Monyet ekor panjang (Macaca fascirulatis) merupakan hewan yang acap terlihat di kawasan ini. Hewan ini jinak dan suka mondar-mandir dalam kerumunan pengunjung. Namun, Anda tetap perlu hati-hati. Karena ada juga monyet yang binal dan suka usil. Tak jarang mereka mengambil makanan atau barang-barang bawaan pengunjung, dan mencakar ketika didekati.


Binatang primata lainnya yang hidup di suaka margasatwa ini, seperti siamang (Hylobatessyndactylus) dan simpai (Presbytis melalopos). Suara mereka sering terdengar tapi jarang menampakkan diri. Fauna lain yang dilindungi di cagar alam ini juga termasuk harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrensis), beruang (Helarctos malayanus), tapir (Tapirus indicus), kambing hutan (Capriconis sumatrensis), dan landak (Proechidna bruijnii). Sebanyak 19 spesies burung, termasuk burung kuau (Argusianus argus) dan enggang (Anthrococeros sp), menjadi penghuni suaka margasatwa Lembah Harau yang dilindungi undang-undang. Kawasan ini juga dilengkapi dengan Taman Wisata Lembah Harau. Taman wisata yang luasnya 27,5 hektar ini ditetapkan sejak tahun 1979. 



Potensi taman wisata ini adalah empat buah air terjun, gua, celah alam, dan tebing terjal membentuk suatu pemandangan yang indah dan menakjubkan. Di sini, tersedia fasilitas rekreasi seperti kolam pemandian, tempat berkemah, dan jlan setapak untuk hiking keliling kawasan. Harga tanda masuk relatif murah. Di loket penjualan karcis, akan mendapatkan peta kawasan cagar alam dan suaka margasatwa Lembah Harau. Bila membutuhkan penunjuk jalan, kita juga bisa menggunakan jasa tenaga guide yang yang dibayar harian. Lembah Harau terletak di Kabupaten Lima Puluh Koto, sekitar 15 km dari Kotamadya Payakumbuh, atau 47 km timur laut kota Bukittinggi. Untuk akses ke sana, Bisa memulainya dari terminal Aur Kuning di Bukittinggi. Naik bus ke jurusan Payakumbuh, kemudian diteruskan dengan naik bus ke Sari Lama atau Lamaksari. Dari Sari Lama perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 4 km (sekitar satu jam) menuju ke pintu masuk cagar alam. 

Rabu, 01 Juni 2011

Obyek Wisata Dieng



Kawasan wisata Dieng di Jawa Tengah yang menyimpan tidak kurang dari 21 objek wisata (ow) alam masih menjadi wisata andalan bagi daerah ini untuk menyedot wisatawan nusantara maupun asing.
Puluhan objek wisata itu memiliki aneka ragam “atraksi alam” baik berupa telaga, gua, sumber air panas, air terjun, dan yang lainnya, sampai saat ini masih menjadi wisata andalan bagi Provinsi Jawa Tengah umumnya, dan Kabupaten Wonosobo serta Banjarnegara khususnya, kata Drs. Markun Sriyanto, pegiat pariwisata di Wonosobo, Rabu.
“Objek wisata alam di kawasan Dieng memang terdapat di dua kabupaten yakni Wonosobo dan Banjarnegara,” katanya ketika dihubungi dari Semarang.

Menurut dia, objek wisata alam yang ada di Kabupaten Wonosobo ada sekitar 12 objek, meliputi telaga warna, telaga pengilon, gua Semar, gua sumur, gua jaran, batu tulis/batu Semar, kawah sikendang, telaga cebong, air terjun sikarim, air terjun seloka, Gunung Sikunir dan telaga menjer.
Sedangkan objek wisata alam kawasan Dieng yang masuk Kabupaten Banjarnegara tak kurang dari sembilan objek meliputi Curug Sirawe, Kawah Sikidang, Telaga Balekambang, Telaga Merdada, Telaga Dringo, Kawah Sileri, Kawah Candradimuka, Sumur Jalatunda dan Gua Jimat.
“Sampai saat ini semua objek wisata tersebut terus dikelola oleh masing-masing pemkab tersebut dengan baik, bahkan Dinas Pariwisata Jateng juga aktif memasarkan objek wisata yang ada di daerah ini,” katanya.
Karena itu tidak mengherankan jika Objek Wisata Dieng sampai sekarang terus diminati baik oleh wisatawan nusantara maupun asing, katanya.
Menurut dia, selain objek wisata alam, kawasan Dieng juga memiliki atraksi budaya berupa hasil olah budi manusia, misalnya seni pertunjukan tari Angguk, dan tradisi cukur rambut gembel serta beraneka ragam seni kerajinan.
Sedangkan peninggalan bersejarah meliputi kelompok Candi Arjuna, Candi Dwarawati, Candi Gatotkaca, Candi Bima, watu kelir, tuk Bimolukar dan Ondho Buddho.
 
Copyright (c) 2010 Tempat Wisata Asik. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes, Gifts for GirlFriend And Skull Belt Buckles.